Dalam jumpa pers bersama para wartawan Campernik Kota Cimahi tersebut, PJ Walikota Cimahi Dicky Saromi menjelaskan tentang perjalanan dirinya selama menjabat sebagai PJ Walikota Cimahi dalam kurun waktu satu tahun, yang sudah di torehkannya di Kota Cimahi.
“Merupakan satu kesempatan bagi saya, untuk melaporkan dan melaksanakan di Kota Cimahi,” papar Dicky.
Diakui oleh Dicky, dirinya tidak begitu bulad dalam menyelesaikan tugas-tugasnya selama menjabat PJ Walikota Cimahi.
“Pertama saya ingin menjelaskan, selama pejabat daerah, termasuk didalamnya saya pribadi, seorang Pejabat kepala daerah, termasuk saya sebagai Penjabat Walikota, sesungguhnya pemimpin tanpa Mahkota, karena saya diberikan mandat sebelum terpilihnya Pemimpin definitif, yang diberikan oleh rakyat secara demokrasi pemilihan langsung,” ucap Dicky.
Atas dasar itulah, akhirnya Dicky mengingat 7 pesan Mentri Dalam Negeri dan 5 pesan dari Gubernur Jawa Barat.
“Saya mengawali tugas di Cimahi pada bulan Oktober Tahun 2023, ada 7 pesan Mendagri pada saya, dan itu secara faktual saya melakukan pelaksanaannya,” ungkap Dicky.
Dari ke 7 pesan Mendagri tersebut, yaitu 1. Bahwa Penjabat Walikota, kepala daerah lainnya dipilih berdasarkan kecakapan dan kemampuannya dalam pemerintahan, jadi ini saya camkan sekali,”ujarnya.
Jadi dari kecakapan dan kemampuannya itu, Penjabat Daerah tidak punya politik dan biaya politik.
“Jadi itu yang saya ingat sekali dalam pesan Pak Mendagri kepada saya, kedua sinergiskan program daerah, antara pusat dan daerah, dalam mencapai Indonesia emas 2045, melalui penyusunan pembangunan jangka panjang,” terang Dicky.
Dalam pesan yang ketiga, menurut Dicky, bahwa Penjabat Kepala Daerah, harus punya konsep,
“Punya followers, kekuatan, baik dalam birokrasi pemerintahannya, maupun juga bagi masyarakat yang dipimpinnya,” tandas Dia.
Sedangkan yang keempat, bahwa Penjabat Kepala Daerah harus berani membuat terobosan kreatif, tanpa untuk melanggar kepada aturan.
“Tidak hanya soal birokrasi, tapi juga harus meningkatkan peran swasta dan masyarakat, termasuk dalam hal ini, dapat meningkatkan Pendapatan Hasil Daerah,” tegasnya.
Begitu pula yang ke limanya, adalah pelayanan publik harus semakin baik, disertai pula dengan ketersediaan data, yang valid,
“Juga ketersediaannya Tata Ruang, dalam hal ini tentang wilayah Kota yang harus sudah ditiadakan,” cetusnya.
Pesan yang ke enam adalah, Penjabat Walikota dilarang melakukan bisnis essure, yang sifatnya seperti buka tutup acara,
“Selain tidak melaksanakan kegiatan rutin, harus pandai dalam tugas tidak terjerat masalah hukum,” cetusnya.
Sedangkan pesan yang terakhir yaitu yang ketujuh, dari Mendagri adalah,
“Manfaatkan kesempatan selaku PJ Walikota, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti itu, terutama dalam Waktu yang cukup lama,” ungkapnya.
Begitu pula pesan dari PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, saat Dicky dilantik sebagai PJ Walikota Cimahi, Bey berpesan,
“Yang pertama adalah sinergiskan Anatar Cimahi dan Jawa Barat, yang kedua yaitu masalah inflasi, di Cimahi harus segera diatasi, berikut juga masalah kebutuhan bahan pokok, karena pada waktu itu, saya mendapatkan tugas menjadi PJ, ketika Cimahi viral mengenai masalah inflasi,” cetus Dicky.
Yang ketiga pesan dari Bey, adalah tingkatkan masalah pelayanan publik,
“Yang keempat, tingkatkan pelayanan dasar, khususnya, hal masalah persampahan, karena pada waktu itu kita menghadapi masalah sampah di Bandung Raya,” jelas Dicky.
Kemudian masalah sanitasi lingkungan, karena Cimahi ini yang belum bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
“Juga masalah air bersih, yang masih kurang, dan yang kelima, tingkatkan pengelolaan dan pemanfaatan asset, diantaranya Cimahi Technopark, Baros Information Technology Creative (BITC), dan memberikan ruang bagi ekonomi kreatif, serta ruang bagi seni dan budaya,” tutupnya.
(Bagja).
0 Komentar