Ketua DPD Partai NasDem Kota Cimahi, H Enang Sahri Lukmansyah bahwa Koalisi Cimahi Bersatu tetap solid dukung Dikdik Walaupun ada isu-isu yang tidak berkualitas
FRN Cimahi, – Merebaknya berita terkait Demo Mahasiswa ke KPK pada Minggu yang lalu, terkait usut kembali masalah kasus mantan Walikota Cimahi Periode 2017-2020, Mochamad Ajay Priatna, yang menyeret Sekda Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan, masalah penggalangan dana untuk Oknum KPK Robin Patijulu atas perintah Ajay.
Hal itu tidak digubris oleh Koalisi Cimahi Maju, yang mendukung Sekda Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan sebagai Calon Walikota Cimahi secara terang-terangan.
Ketiga partai koalisi Cimahi Bersatu tersebut terdiri dari Partai NasDem Kota Cimahi, Partai Demokrat Kota Cimahi dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Cimahi, setelah mendengar isu tersebut menggelar rapat internal partai.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPD Partai NasDem, H Enang Sahri Lukmansyah, bahkan setelah mendengar adanya isu black campaign (Kampanye Hitam), dirinya menyesalkan, bahwa Mahasiswa diduga dapat ditunggangi seseorang untuk menghantam Dikdik, hanya kepentingan sesaat, saat dikonfirmasi di Rumah Makan Mirasa Cimahi Selasa (25/6/2024).
“Ya kaitan dengan beberapa gelintir mahasiswa yang mendatangi KPK, dengan adanya tuntutan bahwa, Sekda Kota Cimahi, yang diduga terlibat langsung dengan kasus walikota Cimahi Ajay M Priatna, dan mereka menuntut dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” ungkap Enang.
Tindak tanduk para mahasiswa yang berfikiran intelektual dan bersahaja ini, menurut Enang dirinya merasa aneh, karena kasus masalah Ajay kan sudah putusan final dan sudah inkrach.
“Itu kan sudah keputusan final dan inkrach, bahkan dalam persidangan kasus tersebut sudah selesai yang diketuk palu oleh Hakim, dan hal itu sudah terjadi sudah berapa tahun yang lalu,” ucap Enang menyesalkan.
Yang jadi keheranan bagi koalisi Cimahi Bersatu, menjadi tandas tanya kenapa sekarang tahun politik kasus yang sudah basi dan inkrach ini, malah muncul kembali?
“Kenapa pada saat Hakim memutuskan bahwa kasus ini sudah selesai dan inkrach secara hukum tetap, tidak ada tuh baik mahasiswa atau lembaga lain yang melakukan aksi demo ke KPK?,” terang Enang.
Itupun diakui oleh Enang, mereka menyatakan pendapat itu hal sah-sah saja sebagai warga negara Indonesia,
“Bahkan permasalahan ngungkapkan permasalahan-permasalahan hukum, silahkan saja, tapi tolong dong, harus diperhatikan dulu data yang nyata, jangan sampai timbulnya seperti fitnah, dan ingin menjerumuskan seseorang keranah tersebut,” tandas Enang.
Padahal, lanjut Enang, kasus tersebut benar-benar sudah inkrach dan keputusan hukum tetap.
“Sudah selesai tidak ada masalah apa-apa, tentu kami partai koalisi NasDem, Demokrat dan P-3, yang disebut sebagai koalisi Cimahi Bersatu, memang mengusung saudara Dikdik Suratno Nugrahawan, sebagai calon walikota kedepan, ini merasa aneh memang dalam tahun politik seperti ini, muncul lagi seperti itu,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Enang, diduga Mahasiswa ada yang mempolitisir salah satu calon, yang ketakutan Dikdik menang karena berdasarkan elektabilitasnya tertinggi dari calon-calon lainnya?
“Sejujurnya pada saat Dikdik dari sekda Kota Cimahi akan menjadi Penjabat (PJ) Walikota Cimahi, pada saat itu, hanya partai NasDem yang tidak menandatangani dan tidak menyetujui integritas kesepahaman Dikdik jadi PJ Walikota Cimahi,” ucap Enang.
Namun setelah perjalanan Dikdik dalam menjabat PJ Walikota Cimahi tersebut berjalan mulus dan benar-benar ingin membangun Kota Cimahi, dengan dibuktikan pembangunan-pembangunan infrastruktur di tiap-tiap RW dan Kelurahan.
“Yang lain menandatangani integritas kesepakatan bersama Dikdik jadi PJ, hanya partai NasDem sendiri yang tidak menandatanganinya, Kenapa? Karena pada saat itu kami belum bisa melihat kinerjanya,” imbuh Enang.
Diakui oleh Enang, bahwa dengan seiring perjalan dirinya jadi PJ Walikota Cimahi, Dikdik benar-benar memperlihatkan kinerjanya.
“Saudara Dikdik sudah memperlihatkan kemampuannya, kemauannya, untuk membangun Kota Cimahi secara utuh,” ujar Enang.
Dari perjalanan Dikdik sebagai PJ itulah, akhirnya Enang menjadi pertimbangan Partai NasDem untuk memilih Dikdik menjadi calon walikota Cimahi.
“Sehingga pada saat kemarin Kamilah Partai NasDem yang pertama kali memilih Pak Dikdik Suratno Nugrahawan sebagai calon walikota Cimahi,” tegas Enang.
Jadi lanjut Enang, alasan memilih Dikdik menjadi calon walikota pilihan NasDem, dikarenakan Partai NasDem telah melihat sepak terjang dan kinerja Dikdik sangat terbukti dan diakui keberhasilannya di masyarakat.
“Dikdik timbul ide-idenya untuk membangun Kota Cimahi, ini sebagai bukti karena Dikdik asli orang Cimahi, dan lebih tahu Medan di Cimahi seperti apa?,” kata Enang kembali.
Lebih lanjut Enang juga menjelaskan, bahwa calon walikota Cimahi itu harus betul betul orang yang mampu, karena perlu konsentrasi yang tahu akan kondisi Kota Cimahi seperti apa.
” Jangan ujug-ujug (tahu-tahu), tiba-tiba datang dan tidak tahu permasalahan kota Cimahi, tiba-tiba mengatakan ‘Saya Siap jadi Walikota Cimahi ‘ hanya dengan beraudensi, tapi tidak paham memahami tentang ke Cimahiannya,” ulas Enang.
Harapan Enang, kepada masyarakat Cimahi, mari kita bangun dalam tahun politik ini sifat yang berkesan dihati masyarakat,
“Jangan melakukan black campaign, dan tidak menimbulkan perpecahan di Kota Cimahi, saya harap Cimahi tetap bersatu, siapapun Walikota nya, jangan sampai masyarakat dikotomi, dipecah belah oleh kawan-kawan yang sifatnya negatif, mari kita buat gagasan-gagasan bagi calon walikota Cimahi dan wakil walikota Cimahi, gagasan-gagasan nya yang dapat kita berikan kepada masyarakat, ini bukannya menghujat salah satu calon, yang jelas-jelas elektabilitas nya mumpuni,” ajak Enang.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Penjaringan dan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kota Cimahi, Alfian. Menurut Alfian masyarakat Cimahi sudah pada cerdas, dan tidak bisa dipengaruhi oleh berita hoaks yang tidak berkualitas.
“Kita tahu kasus masalah mantan Walikota Cimahi memang sudah Clear and Clean (jelas dan bersih) kenapa diributkan, kalau mau diributkan kenapa tidak dari dulu ditahun 2020 saat pengadilan menetapkan Ajay jadi terdakwa dan Hakim memutuskan Dikdik dan para ASN tidak bersalah, kok disaat tahun politik ini mencuat kembali, ini kan sangat lucu, bahkan masyarakat yakin akan mentertawakan permasalahan ini,” tandas Alfian.
Apalagi menurut Alfian, para mahasiswa itu pemuda-pemuda penerus bangsa, yang berfikiran intelektual, cerdas dan berfikiran maju kedepan untuk Kota Cimahi,
“Tapi gak tahu kalau diduga adanya muatan politis, yang diduga dari seorang calon yang takut kalah dalam kontestasi Pilkada, lalu mempolitisir mahasiswa, ini yang disesalkan oleh kami, jangan sampai status mahasiswa yang demo ke KPK dapat dikambing hitamkan oleh seseorang hanya untuk memecah belah Masyarakat Cimahi,” tandas Alfian kembali.
(Bagdja)
0 Komentar