Tokoh pemuda Kota Cimahi Welly Gilmore L. beranggapan bahwa, aksi Mahasiswa tersebut diduga sudah ditunggangi kepentingan politik dari pihak tertentu
FRN Cimahi, – üMenyikapi aksi Demo ke KPK, yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Solidaritas Masyarakat Cimahi pada hari rabu, 19 Juni 2024 lalu, di Depan Gedung KPK, yang tersebar di beberapa media, dimana tuntutannya KPK Harus Lakukan Pengusutan Kembali Kasus Ajay M Priatna , mantan walikota Cimahi periode 2017-2020, yang menganggap ada keterlibatan dari Sekda Kota Cimahi H Dikdik Suratno Nugrahawan dan beberapa ASN dalam kasus suap Ajay dan penyidik KPK Robin Patuju.
Merespon dari aksi tersebut, tokoh pemuda Kota Cimahi Welly Gilmore L. beranggapan bahwa, aksi Mahasiswa tersebut diduga sudah ditunggangi kepentingan politik dari pihak tertentu, Selasa (25/6/2024)
“Yang pastinya seseorang Calon Walikota Cimahi yang hendak bertarung memperebutkan posisi Walikota Cimahi di Pilkada Cimahi 2024. Karena takut kalah, belum siap bertarung sudah cari sensasi yang lain,” ungkap Welly.
Dirinya merasa heran kenapa aksi tersebut dilakukan saat menjelang kontestasi Pilkada Cimahi tinggal beberapa bulan lagi,
“Kenapa sewaktu putusan atas perkara Pak Ajay tidak ada aksi seperti itu, sedangkan menjelang
pilkada aksi tersebut baru muncul?Apalagi yang ditargetkan adalah Pak Dikdik yang digadang-gadang akan mengikuti kontestasi pilkada dan memiliki elektabilitas tertinggi diantara calon-calon lain yang saat ini bermunculan.” Terang Welly.
Lebih lanjut, Welly menyampaikan bahwa, atas putusan pengadilan pada kasus Ajay , yang telah inkrah dan berkekuatan hukum tetap, dan putusan hakim dari seluruh tingkatan tidak menyatakan keterlibatannya Dikdik dan para ASN,
“Jadi kenapa dalam aksi tersebut mereka ngotot menyeret-nyeret Pak Dikdik,” tanya Welly .
Welly sebagai tokoh pemuda yang aktif di Kota Cimahi, menganggap peserta aksi tersebut diduga bukan warga Cimahi, dan hanya peserta aksi bayaran yang diduga dibayar oleh salah satu calon Walikota atau pihak lain yang tidak bertanggung jawab.” tegasnya.
Selain itu, Welly juga menyatakan bahwa pihaknya dan beberapa komponen ormas dan LSM yang ada di Kota Cimahi sudah dikerahkan untuk menelusuri para peserta aksi dan otak dibalik aksi tersebut, yang dia anggap telah memecah belah masyarakat Cimahi dan pendukung para calon walikota yang ada.
Dia juga menganggap aksi tersebut adalah tindakan tidak gentleman, alias pengecut, yang hanya akan mencoreng nama baik Kota Cimahi.
“Kalau orang mau bertarung dalam kancah politik, bertarunglah dengan program, ide dan gagasan. Bukan dengan cara kerdil, pembusukan, kampanye hitam (black campaign) dan menggiring opini negatif terhadap salah satu calon,” tegas Welly menyesalkan.
Dia juga menghimbau kepada aparat kepolisian untuk dapat bertindak tegas kepada para peserta aksi.
“Apakah mereka benar warga Cimahi ataukah pihak luar Cimahi?apabila pihak aparat tidak bertindak tegas, maka saya beserta komponen ormas dan LSM Cimahi akan mencari mereka semua sampai ditemukan,” geram Welly.
Dirinya dan komponen pemuda menantang para peserta aksi tersebut untuk berdialog terbuka disertai bukti -bukti,
“Bukan malah memprovokasi, halusinasi dan asal tuduh, biar terang benderang. Demi keamanan, kenyaman, stabilitas sosial dan politik masyarakat,” tambah Welly.
Bahkan secara tegas, Welly berjanji akan melakukan tindakan tegas, apabila ada aksi-aksi serupa yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik sesaat dan memecah belah masyarakat Cimahi, Welly, Ormas, dan LSM di Cimahi akan melakukan tindakan secara tegas
Terakhir, Welly menghimbau agar siapapun atau pihak manapun terlebih para peserta kontestan pilkada Cimahi, agar dapat menciptakan berdemokrasi secara beradab,
“Bisa membawa keteduhan, bertarung tentang visi, misi, program dan gagasan yang baik. Bukan dengan cara kotor, menjatuhkan, menyebar hoax, fitnah maupun provokasi,” tegas Welly.
Welly juga berjanji, pihaknya akan melawan segala upaya provokasi yang dapat memecah belah masyarakat di saat Pilkada Kota Cimahi.
(Bagdja)
0 Komentar