Warga yang mengalami keracunan setelah menyantap hidangan hajatan di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kembali pulang setelah mendapatkan perawatan medis, Rabu 19 Juni 2024 malam.
FRN KBB, – Masyarakat Desa Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat digemparkan peristiwa puluhan orang yang mengalami keracunan makanan, Rabu 19 Juni 2024.
Berdasarkan informasi yang dihimpu di lapangan, peristiwa keracunan makanan terjadi setelah salah seorang warga mengalami mual terus menerus beberapa jam setelah menyantap hidangan hajatan. Selanjutnya diikuti warga lainnya dengan gejala yang sama dan mendapatkan perawatan pertama di Bidan Lutfi Baina yang berada di Kampung Keramat RT03/RW07, Desa Cikahuripan.
Bahkan dengan jumlah warga yang mengalami keracunan makanan semakin banyak, maka meraka pun di rujuk ke beberapa rumah sakit dan klinik yang berada di wilayah Lembang diantaranya, RSUD Lembang, Puskesmas Jayagiri dan Klinik Sesmpimpolri, Klinik Gracia Medika. Bahkan ada satu orang yang dirujuk ke Rumah Sakit Salamun dan lima orang dirujuk ke Rumah Sakit Advent Kota Bandung.
Kepala Desa Cikahuripan Oman Haryato mengatakan, peristiwa keracunan makanan terjadi sejak Rabu 19 Juni 2024 sore. Ketika itu, salah seorang warga mengalami mual dan diikuti warga lainnya.
“Warga yang mengalami keracunan semakin malam jumlahnya semakin banyak maka untuk perawatan dibawa ke klink dan rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” katanya, Rabu 19 Juni 2024 malam.
Bahkan bantuan kendaraan ambulan pun datang dari 16 desa yang berada di wilayah Kecamatan Lembang. Bahkan bantuan pun nampak datang dari wilayah lainnya untuk membantu membawa warga ke rumah sakit.
“Kami Pemerintah Desa Cikahuripan mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang terlibat dalam penanganan masalah ini sehingga warga mendapatkan penanganan medis dengan cepat,” ujar Oman.
Berdasarkan pantauan, sekitar pukul 23.00 WIB banyak warga yang setelah mendapatkan perawatan medis kembali ke rumah masing-masing. Dalam kesempatan tersebut, Oman juga menyatakan, bahwa dalam peristiwa keracunan makanan tidak ada korban meninggal dunia seperti yang beredar di masyarakat.
“Jadi jangan dikaitkan yang meninggal itu karena keracunan. Memang hari ini ada yang meninggal, tapi beliau itu sudah tua dan sakitnya sudah lama. Gak datang ke hajatannya juga," tegasnya.
Untuk mengetahui penyebab peristiwa keracunan masal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dan Reskrim Polres Cimahi mengambil sample makanan yang dhidangkan dalam hajatan tersebut,. Makanan yang diambil samplenya, diantaranya, nasi, sop sapi, tempe orek, kikil bumbu kuning, capcay ayam suwir, ikan asin sama air minum.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Nurul Rasihan mengatakan pihaknya sudah mengambil sampel makanan dan minuman dari acara hajatan yang diduga jadi penyebab warga mengalami gejala mual dan muntah.
“Sample makanan dan minuman yang diambil sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi (Labkesprov) Jawa Barat untuk dilakukan pengujian,” ucapnya, Kamis, 20 Juni 2024.
Dia melanjutkan, untuk mendapatkan hasil uji laboratorium akan diketahui dalam waktu dua minggu ke depan.
“Hasil laboratorium akan diketahui sekitar 14 hari kerja,” jelas Nurul.
Nurul mengungkapkan, dari hasil penelusuran didapatkan bahwa warga yang datang ke acara hajatan dibagi dalam dua waktu, pagi dan siang. Sedangkan korban yang mengalami keracunan, rata-rata yang datang di siang hari.
“Mereka yang mengalami keracunan dengan gejala mual dan pusing yang menyanta hidangan di waktu siang hari dengan menu yang sama dan masih dilakukan penelusuran,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Desa Cikahuripan, jumlah korban yang mengalami keracunan makann berjumlah 68 orang. Warga yang dirawat di RSUD Lembang sebanyak 22 orang dan 19 orang diantaranya sudah pulang.
Sebanyak 8 orang dirawat di Klinik Gracia Medika dan 5 orang dan sudah pulang. Sedangkan 16 orang dirawat di Puskesmas Jayagiri dan semuanya sudah pulang. Sementara itu, warga yang dirawat di Bidan Lutfi sebanyak 16 orang dan sudah pulang.
Begitu juga yang dirawat di Klinik Sesmpimpolri yang berjumlah 3 orang dan sudah pulang. Sedangkan yang dirawat di Rumah Sakit Advent dari 6 orang, hanya 1 orang yang mendapatkan perawatan dan di Rumah Sakit Salamun 1 orang dan sudah pulang.
(Lis).
0 Komentar