FRN Cimahi,– Adanya penilaian miring dari Pengamat Politik, Kanda Kurniawan atas rilis hasil survey Indikator Politik yang diumumkan DPD Partai Golkar Cimahi mendapat reaksi balik.Wakil Ketua DPD Partai Golkar Cimahi, Budhi Setiawan menilai Kanda Kurniawan belum layak untuk disebut sebagai pengamat politik. Pasalnya, kata Budhi, untuk menjadi seorang pengamat tentu dibutuhkan kompetensi keilmuan yang mumpuni untuk membedah sebuah peristiwa politik.
‘’Kalau saya kira, beliau gagal paham hasil rilis survey yang dilakukan oleh Indikator Politik dan diumumkan oleh DPD Partai Golkar Cimahi,’’ungkap Budhi Setiawan, Selasa 31 Juli 2024.
Seperti diberitakan sebelumnya, DPD Partai Golkar Cimahi telah menyampaikan hasil survey terdapat bakal calon (Balon) Walikota Cimahi yang akan diusung oleh Partai Golkar dalam Pilkada Kota Cimahi 2024 mendatang. Adapun survei yang dilaksanakan berdasarkan rekomendasi DPP Partai Golkar untuk melihat popularitas dan elektabilitas Balon Wali Kota Cimahi untuk Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Kota Cimahi 2024. Survei tersebut merupakan survei tahap kedua oleh lembaga survei Indikator Politik yang dilakukan pada periode tanggal 9-13 Juli 2024. Survey yang ini kepada 400 responden di 312 RW, 15 kelurahan, dan tiga kecamatan dengan margin of error plus minus 5%.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Cimahi, Budhi Setiawan menyampaikan, DPD Partai Golkar akan melakukan tiga kali survei yakni di Bulan Mei, Juli dan Agustus untuk memperoleh hasil yang akurat.
Dalam hasil survey yang dilakukan Indikator Politik ini, Budhi menjelaskan, Dikdik selalu unggul atas Ngatiyana. Melalui simulasi Top of Mine calon wali kota yang berjumlah 16 orang, Dikdik mendapatkan 27,5% dan Ngatiyana 12,0%. Sementara pada simulasi semi terbuka untuk 13 calon, dia menyebutkan, Dikdik meraih 34,4% dan Ngatiyana 18,1%. Lalu untuk simulasi empat nama bakal calon wali kota, Dikdik mendapat 44,0% sedangkan Ngatiyana 21,50%. Sementara ketika head to head atau simulasi dua nama calon wali kota, Dikdik memperoleh 54,1% dan Ngatiyana 30,3%. Kemudian untuk simulasi pasangan dengan empat pasang, dia memaparkan, Dikdik mendapat 44,8% sedangkan Ngatiyana 21,50%. Sementara simulasi tiga pasangan Dikdik memperoleh 50,2% dan Ngatiyana 26,20%. Lalu pada simulasi untuk dua pasangan calon Dikdik mendapat 56,3% dan Ngatiyana hanya memperoleh 28,9%.
Menanggapi pernyataan Kanda Kurniawan yang menilai bahwa tidak seharusnya rilis hasil survey tersebut dilakukan oleh DPD Partai Golkar Cimahi, Budhi Setiawan menilai Kanda tidak memahami aturan internal di Partai Golkar. Menurut Budhi, apa yang dilakukan oleh DPD Partai Golkar Cimahi ini didasarkan pada Surat DPP Partai Golkar nomor B-1138/GOLKAR/IV/2024 Tanggal 19 April 2024 Tentang Pemberitahuan Tahapan Penjaringan Calon Kepala Daerah/ Calon Wakil Kepala Daerah dari Partai Golkar pada PILKADA serentak Tahun 2024
”Sebagai kader, saya dan juga pengurus DPD Partai Golkar tentu akan menunggu SK Rekomendasi mengenai penentapan Calon Walikota yang akan diusung oleh Partai Golkar. Tapi, untuk diketahui, sebagai sebuah partai yang demokratis, Partai Golkar pun menyediakan saluran untuk menerima aspirasi mengenai bakal calon yang akan diusung. Nah, nama Pak Dikdik ini sejak awal direkomendasikan dari tingkat DPD Golkar kota Cimahi. Tentu saja, para kader dan pengurus DPD Partai Golkar Cimahi sangat berharap, nama yang direkomendasikan dari bawah ini bisa ditetapkan dan direkomendasikan oleh DPP Partai Golkar. Apalagi, dari dua kali survey, hasilnya Pak Dikdik memang unggul dan berpotensi menang dalam Pilkada Cimahi,”jelas Budhi sambil menegaskan bahwa dirinya merupakan kader Golkar yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).
Adanya tudingan dari Kanda bahwa dirinya merupakan anggota tim pemenangan Dikdik Nugrahawan, Budhi menilai hal itu wajar-wajar saja. Apalagi, DPD Partai Golkar Cimahi memang merekomendasikan nama Dikdik sebagai Bakal Calon Walikota Cimahi.
”Justru yang saya pertanyakan, jangan-jangan Pak Kanda, dan juga mungkin tim pemenangan balon lain merasa ‘kepanasan’ dengan hasil survey yang dilakukan Indikator Politik ini. Apalagi, seperti kita tahu, Indikator Politik ini merupakan lembaga survey yang terpercaya dan hasil surveynya selalu sesuai dengan kenyataan di berbagai pilkada dan Pemilu,”ungkap Budhi.
Untuk diketahui, Partai Golkar telah menetapkan 14 lembaga survey yang dinilai terpercaya dan bisa bekerjasama di berbagai Pilkada di seluruh daerah di Indonesia. Ke-14 lembaga survey itu adalah SMRC, Indikator, Poltracking, LSI Denny JA, Lembaga Survei Indonesia, Parameter Politik, ICRC, Pusdeham, Polmark Indonesia, Trias Politica Consultant, Charta Politica, Sinergi Data Indonesia, dan Indonesia Politicial Riview.
Khusus untuk Golkar Jawa Barat, survey pertama dilakukan oleh Poltracking. Sedangkan survey yang kedua dilakukan oleh Indikator Politik. Hal ini, kata Budhi, untuk menegaskan bahwa lembaga survey yang melakukan riset dan survey di Kota Cimahi merupakan lembaga yang kredibel, dan sesuai dengan ketetapan dari DPP Partai Golkar.
”Dari hasil dua kali survey yang telah dilakukan ini, setiap balon, DPD Partai Golkar Cimahi dan DPD Partai Golkar Jawa Barat memperoleh hasil survey tersebut,”pungkas Budhi.
0 Komentar