Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Pekan Kebudayaan Kota Cimahi Baik untuk Dilaksanakan Agar Masyarakat Makin Mencintai Kota Cimahi


FRN Cimahi – Pemerintahan Kota Cimahi yang diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), menggelar Pekan Kebudayaan Kota Cimahi.

Hal itu ditanggapi pula oleh Ike Hikmawati sebagai anggota DPRD kota Cimahi mewakili Ketua DPRD kota Cimahi Wahyu Widyatmoko yang berhalangan hadir.

“Pekan Kebudayaan ini sangat baik untuk dilaksanakan, karena manusia itu bisa terangkat karena ketika mereka sangat menghargai budaya,” terang Ike.

Selanjutnya menurut Ike, bila masyarakat Cimahi sangat menghargai budaya, dan menerapkan interaksi yang baik, hubungan yang baik,

” Mudah-mudahan Kota Cimahi menjadi Kota yang maju, Kota yang bermartabat, Kota yang akan menghadirkan kebahagiaan di Kota ini,” jelas Ike.

Ike juga memberikan selamat dan sukses untuk Pekan Kebudayaan Kota Cimahi 2024 sukses selalu

Begitu pula menurut Penjabat (PJ) Walikota Cimahi Dicky Saromi, saat membuka acara tersebut yang dilaksanakan di taman Alun-alun Kota Cimahi dari hari Jum’at 13 September dan Sabtu 14 September 2024, Dicky mengharapkan Masyarakat makin Mencintai Kota Cimahi, Jum’at (13/9/2024).

“Dalam Pekan Kebudayaan Kota Cimahi, apa yang kita lakukan hari ini bukan hanya soal melaksanakan satu kegiatan, pagelaran saja ya?, tetapi ada maksud yang lebih luas daripada itu,” terang Dicky.

Dimana kata Dicky, pihaknya mempunyai strategi untuk membangun dan memajukan kota Cimahi itu dengan terus menyelenggarakan iven-iven.

“Karena dengan Iven itulah maka orang akan kenal dengan Cimahi, dan dengan Iven itulah, masyarakat makin mencintai Kota Cimahi,” ucapnya.

Selain itu juga, Pemerintahan Kota Cimahi memberikan ruang untuk ekspresi, seni dan budaya.

“Untuk tampil dan menunjukkan hasil dari tariannya, karena bagaimanapun juga apa yang dilakukan oleh seniman dan budayawan ini, suatu kreasi yang dapat mengangkat Kota Cimahi lebih tinggi lagi,” harap Dicky.

Oleh karena itu, kata Dicky, pihaknya memberikan ruang tersebut, 

“Saat ini mereka sangatlah bersemangat dan berkeinginan ada ruang ekspresi seperti pagelaran, pekan Kebudayaan, atau nanti Cimahi menari yang lainnya, itu juga akan menjadi satu ruang yang benar-benar mampu menampilkan karya-karya mereka,” tandas Dia.

Diakui oleh Dicky, dengan digelarnya Pekan Kebudayaan tersebut, adalah untuk melestarikan dan merawat budaya atau seni budaya asli orang Cimahi,

“Oleh karena itu kita harapkan ini semua buat melestarikan seni budaya itu, menjadi sesuatu yang baik, dan dicintai terutama oleh generasi penerus,” jelas Dicky.

Sebagai mana para generasi penerus itu yang makin tergradasi oleh budaya-budaya luar.

“Sebagaimana kita ketahui para generasi penerus saat ini makin tergradasi akibat pengaruh budaya-budaya luar, yang tidak sesuai dengan apa yang kita miliki,” tutup Dicky.

Begitu pula yang disampaikan oleh Plt Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat, Mardi Santoso, dalam laporannya menjelaskan, bahwa pelestarian kebudayaan merupakan, upaya perlindungan dan kerusakan warisan budaya.

“Secara umum, permasalahan dalam bidang kebudayaan yang dihadapi, adalah tantangan bagaimana cara masyarakat itu sendiri untuk memajukan dan melestarikan budayanya,” ungkap Mardi.

Gelaran ini, merupakan suatu wadah untuk mewujudkan serta menyediakan ruang bagi apresiasi, ekspresi, dan kreasi, seni dan budaya yang beragam serta mendukung terciptanya, interaksi budaya yang inklusif.

“Pekan Kebudayaan Kota Cimahi, tahun 2024, tidak hanya sebuah perayaan budaya, tetapi juga sebuah panggilan untuk, menjaga dan merayakan kekayaan budaya serta alaminya,” katanya.

Sedangkan rangkaian kegiatan acara tersebut terdiri dari, pagelaran rampak dalam Kota Cimahi, gelar seni unggulan Kota Cimahi, festival musik etnik kolaborasi, workshop acara Sunda buni, festival permainan dan olahraga tradisional,

“Pekan Kebudayaan Kota Cimahi tahun 2024, menyajikan 10 objek kemajuan kebudayaan, yaitu tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni bahasa dan ritus, dan 100 persen pengisian lokal orang Cimahi,” tandas Mardi. 



(Bagdja)

Posting Komentar

0 Komentar