Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Black Campaign Tersebar, Calon Walikota Cimahi Dikdik Angkat Bicara, Simak Penjelasannya

Calon Walikota Cimahi H. Dikdik Suratno Nugrahawan : Oknum yang menyebarkan berita Tanda Tak Mampu bersaing sehat

FRN Cimahi, – Calon Walikota Cimahi H. Dikdik Suratno Nugrahawan angkat bicara mengenai black campaign yang tersebar di beberapa akun media sosial mengenai pencopotan dirinya sebagai Penjabat Walikota Cimahi karena adanya inflasi. Menurutnya, informasi tersebut merupakan informasi yang “MENYESATKAN”.

Hal itu diungkapkan Dikdik saat memberikan sambutan dalam acara Tasyakur Bin Ni’mah yang digelar Ketua Tim Jeli Center Ir. Ivan Ade Sofiyan dan anggota DPRD Kota Cimahi Fraksi NasDem Jeli Farina, M.Pd, di Pandiga Educreation Sport, Jalan Sirnarasa No. 11, Cibabat Cimahi Utara, Sabtu (21/9/2024).

Dikdik sangat mengapresiasi acara tasyakur yang digelar Tim Jeli Center dan anggota DPRD Kota Cimahi Jeli Farina.

“Bahwa ini adalah sebuah wujud nyata, Ibu Jeli setelah beliau terpilih menjadi anggota DPRD, ternyata masih merasa perlu untuk lebih dekat dengan masyarakat,” ujar Dikdik.

Dan ini mengawali karirnya di DPRD dengan baik, sambung Dikdik, karena inilah saatnya seorang Jeli Farina harus lebih bisa memahami apa yang menjadi harapan masyarakat.

 “Untuk kemudian, itu dijadikan sebagai bahan ketika berbicara tentang tugas dan fungsinya sebagai anggota dewan, nah ini yang akan diperjuangkan oleh Ibu Jeli, mudah-mudahan secara manfaat nanti yang merasakan adalah masyarakat,” harapnya.

Di sisi lain, Dikdik menjelaskan bahwa seperti biasanya berbicara mengenai kampanye selalu ada sisi yang namanya Black Campaign atau Kampanye Hitam.

“Informasi yang tersebar di beberapa akun media sosial tersebut, bagi saya itu merupakan informasi yang menyesatkan,” katanya.

Dia menyebut oknum yang menyebarkan berita tersebut merupakan orang yang tak mampu untuk bersaing sehat.

“Orang yang melakukan hal tersebut berarti tanda Tak Mampu, karena berbicara tentang hal itu seharusnya ada bukti,” imbuh Dikdik.

Lebih jauh Dikdik memaparkan bahwa ketika dirinya ditunjuk sebagai Penjabat Walikota Cimahi saat itu, dalam berbagai aspek dirinya sudah dilakukan evaluasi atau penilaian oleh pemerintah pusat.

“Dan kalau secara kinerja saya dianggap kurang, tentu jabatan itu tidak akan pernah disematkan kepada saya,” terangnya kembali.

Secara fakta, dia melanjutkan, ketika di awal Tahun 2023 tingkat inflasi di nasional itu tinggi bahkan berimbas ke Cimahi dengan tingkat inflasi mencapai 7%.

“Pada saat itu, ketika jabatan saya sebagai Penjabat Walikota tidak diperpanjang, tingkat inflasi di Cimahi ini berada di bawah rata-rata Jawa Barat, hanya karena gara-gara harga beras dan harga cabe yang melonjak tinggi,” ungkap Dikdik.

Padahal berbicara mengenai harga beras yang merangkak naik, kata Dikdik, itu bukan hanya terjadi di Kota Cimahi saja tetapi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.

“Tapi mungkin dari pihak Kemendagri mempunyai pertimbangan tersendiri, jadi itu adalah sesuatu yang saya kira taktik dari orang lain untuk mendiskreditkan saya,” tuturnya.

Dikdik mengingatkan kepada masyarakat Cimahi untuk tidak terpengaruh dengan hal-hal seperti itu.

“Yakinilah, orang yang melakukan itu artinya tanda Tidak Mampu untuk berbicara adu ide dan adu gagasan, cenderung hanya mengedepankan dari sisi negatif, menjatuhkan orang lain dan mendiskreditkan orang lain,” tukasnya.

Justru Dikdik balik mempertanyakan, apakah orang seperti itu pantas untuk dijadikan seorang Pemimpin?

“Tentu bukan, orang seperti itu tidak layak menjadi pemimpin, orang yang layak menjadi pemimpin di Cimahi ini adalah seseorang yang harus memiliki visi dalam membangun kota dan juga memiliki keberpihakan kepada masyarakat,” bebernya.

Selain itu, Dikdik juga menjelaskan terkait dirinya yang mendapat penghargaan sebagai Sekretaris Daerah Terbaik Kategori Governance (Tata Kelola-red) dalam anugerah Askompsi Digital Leadership Government Awards 2024 dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tertanggal 1 Agustus 2024.

“Saya pernah mendapatkan penghargaan dan dinobatkan sebagai Sekda Terbaik kategori Governance yang berarti Pemerintahan, ini adalah hal yang saya kira menjawab pemberitaan semua ini,” ungkapnya kembali.

Dikdik menghimbau kepada masyarakat Cimahi untuk tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah terhasut oleh pemberitaan yang tidak jelas seperti itu.

“Tidak mudah tergoda juga, karena di satu sisi kita berbicara tentang Black Campaign, tetapi di sisi lain kadang ada pula yang namanya dengan politik Pragmatis,” ucapnya kembali.

Politik Pragmatis adalah menjadikan politik sebagai sarana untuk mencapai keuntungan dan kepentingan pribadi.

“Misalnya dengan membagi-bagikan dalam bentuk materi, saya kira itu bukan hal yang bagus, karena pada akhirnya itu akan menjadi sesuatu yang bias, menjadi sesuatu yang tidak jelas dalam upaya kita menentukan pilihan Calon Walikota,” papar Dikdik kembali.

Berkenaan dengan hal itu, hal terbaik yang mungkin perlu disampaikan kepada masyarakat didalam menilai seorang calon pemimpin adalah dengan melihat latar belakangnya dan keberpihakannya kepada masyarakat.

“Jangan sampai tertipu dengan gayanya yang playing victim, seolah-olah didzolimi padahal tidak begitu bahkan bisa saja mereka sendiri yang telah berbuat aniaya kepada orang lain, kan kita tidak tahu!” jelas Dikdik.

Jadi, Dikdik harapkan kepada masyarakat Cimahi harus lebih cerdas dalam menyikapi hal tersebut.

“Masyarakat harus bisa mengedukasi dirinya sendiri di dalam menilai dan memilih pemimpin, karena salah pilih artinya kita akan menyesal selama 5 tahun atau bahkan lebih,” pesannya.

Dikdik harapkan pula kepada masyarakat untuk bisa mencoba mendalami setiap sosok atau figur yang akan mencalonkan sebagai pemimpin.

 “Lihat latar belakangnya, lihat kemampuannya, bagaimana sepak terjangnya ke belakang, jangan sampai catatan buruk di Tahun 2017 dan 2020 terjadi lagi, jadikan itu sesuatu yang harus digarisbawahi dengan tebal,” tandasnya.

 

(Sinta)

Posting Komentar

0 Komentar