Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Dalam Perhelatan Pilkada Selalu Ada Kuda Hitam Dan Kuda Lumping

Tokoh Politik dan Dosen STIA Nurtanio, LAN-RI, Djamu Kertabudi

FRN Kabupaten Bandung Barat – Menurut Pakar politik dan Dosen STIA Nurtanio, LAN-RI Djamu Kertabudi, bahwa hembusan angin dalam kontestasi pilkada 2024 di Bandung Barat saat ini lebih menerpa partai politik daripada figur calon kontestan, Minggu (2/6/2024).

Lain halnya dengan Daerah lain, kata Djamu, yang lebih cenderung tertuju pada personal bakal calon. Dinamika intern antara satu partai dengan partai lainnya dalam proses seleksi bakal calon tampak berbeda.

“PKS dan Golkar sebagai partai yang tidak membuka pendaftaran bakal calon tampak  dalam kondisi landai. Meskipun Golkar masih berkutat dalam diskursus tentang figur intern yang akan diusungnya,” ungkap Djamu.

Sementara PKS menunggu keputusan pihak DPP dalam menentukan satu diantara dua figur intern yang diajukan pihak Daerah yaitu Didik Agus T. dan Aef Nurdin. PDIP.

“Meskipun sudah membuka pendaftaran bakal calon, tapi dari sejak awal  akan mengutamakan kadernya. Terakhir sudah mengerucut ke dua nama yaitu Hengky Kurniawan dan Pamriadi,” terangnya.

Namun, mulai hari kemarin viral melalui medsos Surat undangan dari DPP PDIP yang ditujukan kepada Pamriadi dari KBB. Demokrat dan Nasdem dalam proses penjaringan bakal calon yang awalnya sempat ramai menjadi perbincangan publik, saat ini tampak “ti’is-ti’is jahe” alias diam dinamis. Gimana dengan PKB ?.” Ujar Djamu.

Awalnya muncul 4 figur yaitu Asep Sodikin, Asep Ilyas, Asep Ismail, dan Ujang Rohman. Konon saat ini tinggal dua nama.

“Yang lebih menarik adalah proses penjaringan di Partai Gerindra. Tercatat ada 10 orang yang mendaftar sebagai bakal calon. Proses seleksi tengah dilakukan melalui uji kompetensi dan kesiapan pencalonan yang dilakukan pihak DPD Gerindra Jawa Barat. Kemudian tiga nama hasil seleksi akan direkomendasikan ke pihak DPP,” jelasnya.

Tampaknya tiga nama yang kemungkinan akan di rekomendasikan adalah nama-bama yang sudah begitu di kenal oleh masyarakat. KBB. Sehingga kecil kemungkinan ada kejutan.

“Biasanya dalam sebuah kompetensi khusus pada area pilkada selalu ada nama-nama yang di unggulkan dan ada nama yang disebut sebagai kuda hitam, yaitu figur baru yang berpotensi mampu mengembangan dirinya dalam mendokrak kepercayaan masyarakat, namun untuk pilkada KBB saat ini tampaknya hal ini sulit terjadi, sehingga semua kontestan memiliki peluang yang sama,” tukas Djamu

Lantas pertanyaan Djamu, bagaimana dengan kuda lumping  ?. Yaitu pihak yang tetap optimis tapi tidak ditunjang oleh realita politik, akhirnya cape sendiri. Ya di wilayah politik selalu ada.


(Bagdja)

Posting Komentar

0 Komentar